Recent Posts

Kita memang tak akan pernah tahu kapan kita akan mati. Hari ini, esok, lusa, seminggu, sebulan, setahun, atau berapa tahun lagi semuanya tak mampu kita prediksi. Seorang yang hari ini sakit parah, belum tentu akan mati lebih dahulu. Seorang yang hari ini sehat dan segar bugar, belum tentu umurnya mampu hingga esok. Ya, itulah takdir. Namun, tahukah Anda jikalau Alloh rupanya telah menawarkan tanda-tanda kapan kita akan mati. Tanda tanda kematian berikut ini mungkin layak untuk Anda ketahui biar Anda mampu mempersiapkan segala hal yang berkait bersahabat dengan waktu Anda yang semakin sedikit sebelum dipanggil lagi menghadap-Nya.
“Kami telah memperkirakan kematian di antara kalian dan kami tidak mendahuluinya” (Al-Waqi’ah: 60)

Tanda Tanda Kematian

Kita

1. Tanda 100 Hari Sebelum Kematian

Tanda tanda kematian yang terjadi pada 100 hari sebelum tamat hidup menjemput biasanya terjadi pada Ba’da Ashar. Menjelang hari yang mulai petang, seluruh badan mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki akan mengalami getaran-getaran kecil. Tanda ini terasa nikmat dan bagi mereka yang sadar bahwa getaran di tubuhnya itu ialah tanda-tanda kematian, sedangkan bagi mereka yang tidak sadar, mereka akan mengacuhkan getaran di tubuhnya itu tanpa memikirkan apapun.

Berdoalah biar Anda dapat menyadari kehadiran tanda ini suatu ketika sebelum tamat hidup Anda tiba biar Anda mampu mempersiapkan diri dengan melaksanakan amalan-amalan yang baik, membayar hutang-hutang Anda, dan memanfaatkan waktu yang tersisa bersama keluarga dan orang-orang yang Anda kasihi.

2. Tanda 40 Hari Sebelum Kematian

Pada hari-hari selanjutnya, tepatnya pada 40 hari sebelum tamat hidup Anda tiba, Alloh akan menawarkan tanda-tanda kematian berikutnya. Selepas Ba’da Ashar, jantung Anda akan terasa berdenyut-denyut pelan. Selagi jantung berdenyut itu, daun yang bertuliskan nama Anda di Lauhful Mahfuds akan gugur. Malaikan kematian akan mengambil daun itu dan mulai mengikuti perjalanan dan acara Anda di hari-hari kehidupan Anda yang tersisa.

Kita

3. Tanda 7 Hari Sebelum Kematian

Tanda tanda kematian juga akan terjadi pada 7 hari sebelum tamat hidup Anda menjemput. Pada hari itu, Anda akan diuji dengan rasa sakit. Orang yang sakit biasanya tidak akan berselera makan, tapi dengan ujian ini, Anda justru sangat berselera makan dan meminta dibuatkan makanan ini dan itu.

Kita

4. Tanda 3 Hari Sebelum Kematian

Tak berselang lama, tepatnya pada 4 hari setelah Anda mencicipi nafsu makan yang meningkat, Anda akan mencicipi tanda-tanda kematian berikutnya. Anda akan mencicipi denyutan di tengah dahi.  Bila Anda mencicipi denyutan ini, maka keesokan harinya sebaiknya Anda melaksanakan ibadah puasa sunah. Puasa sunah ini dimaksudkan biar ketika dimandikan, mayat Anda bersih dan tidak menyusahkan orang yang memandikan Anda nanti.

5. Tanda 1 Hari Sebelum Kematian

Tanda-tanda kematian terakhir yang Anda akan alami ialah Anda akan mencicipi 1 kali denyutan di ubun-ubun ketika waktu Ashar tiba. Denyutan ini merupakan tanda terakhir yang menyatakan bahwa umur Anda tidak akan sempat lagi mencapai waktu Ashar di hari berikutnya.

Kita
Nah, itulah kelima tanda tanda kematian menyerupai yang disampaikan Imam Al Ghazali. Dengan mengenali kelima tanda kematian ini, semoga kita mampu mempersiapkan semuanya sebelum waktu kita habis dan mampu meninggal dunia dalam keadaan khusnul khotimah.

Sejarah Islam: Tanda Tanda Kematian yang Akan Terasa Sebelum Ajal

By Unknown → Sabtu, 24 Mei 2014
Pada posting kali ini, saya akan menceritakan sebuah pengalaman saya ihwal ritual yang pernah saya lakukan untuk melihat jin. Pengalaman ini mungkin akan bisa bermanfaat bagi Anda yang ingin tahu bagaimana cara melihat jin dan bagaimana rasanya memiliki mata yang berkemampuan melihat benda-benda dan mahluk-mahluk gaib.

Cara Melihat Jin

Saya Bachtiar, seorang sarjana yang sedari dulu yaitu orang yang sangat menyepelekan hal-hal yang sifatnya gaib. Ketika orang renta saya melarang saya untuk melaksanakan sesuatu yang didasari kepercayaan orang zaman dulu, saya selalu berucap bahwa itu yaitu takhayul dan tak berlandaskan pada anutan logis. Saya sering enggan menuruti perintah itu hingga alhasil saya diberi tantangan oleh kedua orang renta saya untuk melaksanakan sebuah ritual. Ritual yang pada alhasil saya ketahui merupakan cara membuka mata batin untuk dapat melihat alam jin.

saya

Tantangan yang awalnya saya kira merupakan hal sederhana itupun pada alhasil saya lakukan. Berbekal keberanian dan landasan berpikir logis yang saya miliki, saya kemudian memberanikan diri untuk melaksanakan ritual cara melihat jin yang orang renta saya minta.

Di malam itu, saya ditinggal di rumah bekas daerah tinggal kakek saya, sendirian. Mengenakan baju, peci, dan celana serba putih, saya diantarkan oleh orang renta saya untuk memulai ritual itu.

“Agar kau tak lagi berucap ini dan itu takhayul, malam ini, buktikanlah bila alam gaib itu memang ada nak. Aku titipkan Al-Quran ini, baca surat Jin yang sudah ayah tandai dengan lipatan kertas itu sebanyak 41 kali tengah malam ini, setelah kau menunaikan sholat malam” kata ayah saya seraya menunjukkan sebuah Al-Quran lusuh yang sedari tadi dipegangnya.

“Jaga dirimu baik-baik nak, ini yaitu jalan satu-satunya supaya kau tak terus jadi anak pembangkang” sahut ibu saya sembari menitikan air mata.

Mereka kemudian pergi dan tinggalah saya seorang diri di dalam rumah renta peninggalan kakek saya itu.

Sedari kecil, saya memang belum pernah melihat yang namanya hantu. Bagi saya tuyul, genderuwo, kuntilanak, jin, lelembut dan sebangsanya yaitu sekadar mitos yang dibuat orang renta jaman dulu untuk menakut-nakuti anaknya yang tak mau menurut. Oleh alasannya itu, meski ditinggalkan sendiri di rumah renta itu, saya sedikitpun tak merasa takut. Saya justru jadi benar-benar tertantang untuk segera mengusaikan harapan orang renta saya itu. “Ah.. mana mungkin membaca surat Jin sebanyak 41 kali bisa merubah contoh pikir dan cara pandang saya ihwal hantu-hantu hanya ilusi saja” pikir saya dikala itu.
Cara Menggunakan Keris Semar Mesem untuk Dagang
Penampakan Nyi Roro Kidul Asli ini Bikin Geger Warga Pangandaran
Asal Usul Nyi Blorong dan Legenda Pesugihannya

Cara Melihat Jin Menurut Islam

Waktu terus berlalu, saya menghabiskan waktu dengan menonton TV sembari membaca majalah usang, hingga tertidur dan alhasil terbangun dikala jam menunjuk pukul 00.23 WIB. Menyadari bila sudah lewat tengah malam, saya kemudian mengambil wudlu dan segera melaksanakan sholat malam.

Setelah berdzikir dan berdoa, saya kemudian mengambil posisi di dalam sebuah kamar yang saya matikan lampunya. Saya menghidupkan 2 buah lilin besar yang memang sudah disiapkan orang renta saya semenjak sore tadi. Ya, peraturan dalam ritual cara melihat jin itu memang mengharuskan saya membaca surat Jinn sebanyak 41 kali dengan hanya ditemani temaram lilin dalam kamar gelap.

Satu, dua, tiga, hingga hitungan ke sepuluh kali saya membaca Surat Jinn saya sama sekali tak mencicipi perubahan apapun. Saya meneruskan bacaan hingga alhasil pada ulangan ke 21 kali, ada sesuatu jatuh di belakang saya. Saat saya tengok, terlihat dengan terperinci ada sebuah pocong yang sangat angker menengok ke arah saya. Saya benar-benar terkejut dan ada sedikit rasa takut.

saya
Saya kemudian berusaha mendinginkan ketakutan saya dengan beranggapan bahwa itu hanyalah ilusi semata. Saya terus melanjutkan bacaan. Meski awalnya terbata-bata, saya kemudian berhasil melanjutkan bacaan hingga ulangan ke 30. Seusainya ulangan itu, saya melihat bahwa pocong yang tadi ada di belakang saya raib entah kemana.

Saya terus melanjutkan bacaan dalam ritual cara melihat jin itu hingga selesailah hingga di ulangan ke 41. Tak tahan mengantuk alasannya tidak tidur semalaman, saya pun pribadi memejamkan mata, tidur pulas, hingga siang menjelang. Terus terang saya meninggalkan sholat subuh waktu itu.

Saat bangun, saya melihat dunia begitu berbeda. Rumah kakek yang tadinya sangat sepi saya lihat menjadi sangat ramai. Ramai bukan alasannya apa, tapi alasannya jadi banyak jin dengan wajah dan rupa yang beraneka ragam. Ada yang bertanduk, ada yang gigi taringnya panjang hingga ke dada, ada yang punya ekor, ada yang menyerupai kera dan masih banyak lagi.

Melihat hal itu saya menyerupai bermimpi. Saya frustasi alasannya tak bisa keluar dari daerah yang penuh sesak itu. Ritual yang saya lakukan semalam, ritual yang saya lakukan sebagai cara melihat jin itu ternyata membuktikan karomahnya. Saya jadi bisa melihat hal-hal yang sebelumnya tak pernah saya lihat.

saya
Saya menjerit-jerit sendiri hingga dalam waktu yang cukup ramai hingga pingsan. Saat bangun, saya sudah berada di rumah saya. Ditemani dengan seorang ustadz muda, ayah saya kemudian tersenyum.

Sudah bangkit Yar (panggilan saya di rumah yaitu Iyar)” tanya ayah saya sembari menuangkan air putih.
“Sudah ayah” jawab saya lesu.
“Bagaimana pengalaman melaksanakan ritual cara melihat jin yang kau lakukan semalam?” tanya ayah saya sembari menyodorkan air minum untuk saya.

Melihat hal itu sayapun menangis tersedu sedan, bersimpuh di hadapan ayah saya memohon ampun dan maaf atas segala tingkah saya yang selama ini membangkang terhadap perintah-perintah dan keinginannya.

Hingga tangis saya mereda, ayah terus memeluk saya. Sang ustadz muda kemudian memberikan petuahnya pada saya untuk merubah diri saya supaya menjadi Bachtiar yang lebih baik. Sayapun menyadarinya. Menyadari kesalahan-kesalahan saya.

Nah, itulah pengalaman saya terkait ritual cara melihat jin yang pernah saya lakukan. Bagi Anda yang tidak siap dengan risiko melihat penampakan yang terlalu sering, sebaiknya jangan ikuti apa yang telah saya lakukan. Saya mengalaminya sendiri dan itu sangat mengerikan!

Sejarah Islam: Cara Melihat Jin, Pengalaman Menakutkan yang Saya Alami

By Unknown → Kamis, 22 Mei 2014
Menikah dengan jin? Ini gila! Memangnya mampu insan menikah dengan mahluk yang bukan dari golongannya? Jawabnya ternyata bisa. Manusia memang mampu menikah dengan jin. Beberapa kali hal ini pernah terjadi di banyak sekali penjuru dunia, bahkan baru-baru ini terjadi di Indonesia, tepatnya di Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, Ngawi. Bagus Kodok Ibnu Sukodok, pria inilah orangnya. Ingin tahu seputar bagaimana hukum menikah dengan jin beserta kejadian-kejadian atau peristiwa yang pernah terjadi sebagai bukti konkret adanya ijab kabul insan dengan jin? Simak uraiannya berikut ini!

Hukum Menikah dengan Jin dalam Islam

Kejadian insan menikah dengan jin sebenarnya bukan hal gres yang harus dihebohkan dan dibesar-besarkan. Kejadian ini bahkan sudah sering terjadi semenjak zaman nabi dulu. Meski bagi insan modern yang acap kali tak menghiraukan kehidupan gaib ijab kabul semacam ini tak mungkin terjadi, namun Anda harus tahu jikalau ijab kabul insan dengan jin sangat mudah terjadi.

Memangnya
Jin dan insan yakni 2 golongan mahluk yang diciptakan Alloh dari 2 dzat yang berbeda. Manusia dari tanah, sedangkan jin berasal dari api. Keduanya mampu saja disatukan dengan rasa cinta, keduanya mampu saling menaruh hati, dan keduanya mampu saling mengasihi. Namun, apakah dalam hukum Islam hal ini dibolehkan?
Berdasarkan firman Alloh SWT dalam Al Alquran surat An-Nahl : 72, dapat kita tarik kesimpulan bahwa insan hanya boleh memperistri wanita-wanita dari jenisnya sendiri. Jangankan untuk dapat menikah dengan mahluk yang berasal dari alam lain, menikah dengan wanita yang berbeda agama saja Islam melarangnya dengan sangat keras.

وَاَللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا

“Allah menimbulkan bagi kau isteri-isteri dari jenis kau sendiri” (Q.S. An-Nahl [16]: 72)

Menikah dengan Jin

Meski menikah dengan jin dilarang dengan sangat keras dalam pedoman Islam, namun tak jarang ada insan yang mencoba untuk tetap melakukannya atas dasar rasa cinta yang begitu menggebu. Contohnya yakni apa yang dilakukan oleh Bagus Kodok Ibnu Sukodok. Ya, pria yang bertempat tinggal di Desa Sekaralas, Kecamatan Widodaren, Ngawi ini mengaku kepincut dengan seorang jin wanita berjulukan Roro Setyowati yang ia kenal 5 tahun terakhir.

Memangnya
Sosok Roro, jin wanita yang memikat hati Bagus yakni sosok yang lembut, ia yang selalu menyemangati kehidupan Bagus semoga menjadi lebih baik. Perasaan cintanya pada Roro membuat Bagus kemudian memutuskan untuk mempersunting Roro menjadi isterinya.

Pernikahan insan dengan jin yang dijalani oleh Bagus dan Roro berlangsung ibarat layaknya ijab kabul pada umumnya. Akan tetap satu hal yang menjadi kejanggalan yakni bahwa mempelai wanita dalam hal ini Roro Setyowati tak tampak secara kasat mata.

Tamu seruan juga bukan hanya dari bangsa manusia. Bagi orang yang mata batinnya telah terbuka, mereka akan menyaksikan bahwa ada banyak danyang atau jin juga ikut hadir menunjukkan doa restu dalam ijab kabul dengan jin satu ini. Unik sekali. Bagaimana apakah Anda juga berminat untuk menikah dengan jin?

Sejarah Islam: Hukum Menikah dengan Jin dan Bahayanya

By Unknown → Rabu, 21 Mei 2014
Tanda Tanda Kematian Khusnul Khotimah - Kematian ialah suatu keniscayaan yang pasti akan dialami oleh setiap yang bernyawa. Setelah melanglang buana hidup didunia, pada saatnya nanti kita akan kembali kepada Sang Pemilik Jiwa, Alloh Subhanahu wa ta ‘aalaa.

Kematian dapat terjadi kapan saja. Dengan waktu yang tak diduga-duga, dengan cara yang berbeda-beda. Ada seseorang yang mati dengan cara yang baik (khusnul khotimah), namun tak sedikit pula yang ketika maut menjelangnya, ia sedang dalam keadaan yang buruk (su’ul khotimah).

Tanda Tanda Kematian Khusnul Khotimah

Sebagai umat yang beragama, kita tentu percaya adanya kehidupan setelah kematian. Kita akan dibangkitkan kembali di alam kubur dan mempertanggung jawabkan apa-apa yang telah kita perbuat di alam dunia. Oleh karena hal ini, semua orang, Anda, saya, kita semua, dan bahkan orang yang berkelakuan buruk selama hidupnya sekalipun, tentu sama-sama ingin dapat menemui maut dalam kondisi yang baik atau khusnul khotimah.

Kematian

Nah, jikalau Anda ingin tahu lebih jauh mengenai apa itu janjkematian khusnul khotimah, berikut ini ialah tanda-tanda kematian khusnul khotimah sesuai dengan literatur dalam Al-Qur’an dan Al-Hadist.
  1. Meninggal dunia dengan mengucapkan syahadat (HR. Abu Daud).
  2. Meninggal dunia dalam keadaan sedang berkeringat (HR. Tirmidzi).
  3. Meninggal dunia pada waktu siang atau malam jumat (HR. Tirmidzi).
  4. Meninggal dunia dalam keadaan mati syahid atau terbunuh di medan perang di jalan Yang Mahakuasa SWT (QS. 3: 169-171).
  5. Mati di jalan Yang Mahakuasa SWT (HR. Muslim).
  6. Meninggal dunia karena penyakit radang selaput dada (HR. Ahmad).
  7. Meninggal dunia karena penyakit tha’un (HR. Bukhari).
  8. Meninggal dunia karena sakit perut (HR. Muslim).
  9. Meninggal dunia karena tenggelam.
  10. Meninggal dunia karena tertimpa reruntuhan (HR. Bukhari dan Muslim).
  11. Meninggal dunia karena kehamilan disebabkan anak yang sedang dikandungnya (HR. Ahmad).
  12. Meninggal dunia karena membela agama atau nyawa (HR. Bukhari).
  13. Meninggal dunia karena membela harta (HR. Abu Daud).
  14. Meninggal dunia karena terjangkit penyakit TBC (HR. Ath Thabrani).
  15. Meninggal dunia karena sedang berjaga di jalan Yang Mahakuasa SWT.
  16. Meninggal dunia tatkala sedang bersedekah shaleh (HR. Ahmad).
  17. Meninggal dunia karena terbakar api (HR. Ahmad).

Itulah ketujuh belas tanda tanda janjkematian khusnul khotimah yang dijelaskan dalam fatwa beragama kita, yakni Al-Quran dan Al-Hadist. Semoga kita semua tergolong orang-orang yang beruntung, sehingga dapat menemui maut dalam keadaan yang baik. Amiin.

Sejarah Islam: 17+ Tanda Tanda Kematian Khusnul Khotimah dalam Al-Quran dan Hadist

By Unknown → Selasa, 20 Mei 2014
Fenomena mati suri ialah salah satu fenomena yang sampai kini masih belum terungkap oleh ilmu pengetahuan. Bukan hanya di dalam negeri, fenomena ini rupanya terjadi juga di luar negeri. Tak sedikit orang yang mengalami fenomena langka ini. Anak-anak, orang dewasa, tua, muda, wanita maupun pria, semuanya mampu mengalami mati suri, tentunya atas kehendak dan izin Alloh. Nah, pada kesempatan kali ini tim blog kisah asal permintaan akan memberikan satu kisah aktual mati suri yang pernah dialami oleh tetangga penulis. Seorang kakek renta yang kini hidup kembali dan menjalani harinya ibarat biasa. Silakan disimak untuk pelajaran untuk kita semua.

Kisah Nyata Mati Suri

Mbah Ngadio, seorang kakek renta berusia 67 tahun tetangga desa saya, tak pernah membayangkan sebelumnya untuk mampu mengalami sesuatu yang tak mampu dirasakan semua orang. Dia terpilih di antara sekian juta orang untuk mengalami fenomena mati suri dalam hidupnya. Kisah aktual mati suri yang ia alami itu terjadi sekitar 2 tahun lalu, ketika saya masih duduk di kelas 3 SMA.

Fenomena
Pagi itu, ibarat pagi yang biasa bagi mbah Ngadio. Setelah bangkit tidur dan minum kopi, ia mandi untuk menyegarkan kembali tubuhnya yang sudah renta itu. Ia kini memang tengah menikmati masa pensiun setelah usia mudanya dihabiskan menjadi seorang guru sekolah dasar di kampung saya.

Mbah Ngadio hidup di rumah kecil bersama anak perempuannya yang masih gadis. Ragil dari 8 bersaudara itu memang ditugasi untuk mengurusi bapaknya, sementara kakak-kakaknya bekerja mencari nafkah di Magelang.

Selepas ba’da dzuhur, tak diduga sebelumnya, Mbah Ngadio tiba-tiba ditemukan sudah tidak bernafas lagi. Di ruang tengah kawasan ia biasa menghabiskan waktu sehari-hari, ia diketahui sudah meninggal dunia. Mbak Minah, anak gadisnya itulah yang menemukannya.
Singkat cerita, rumah Mbah Ngadio telah ramai dikunjungi para pelayat. Mbah Ngadio memang orang yang ramah dan supel. Semua orang menyukainya. Ia juga dikenal sangat murah hati dan sering menolong orang yang kesusahan. Semua orang merasa kehilangannya, sehingga wajar kalau isak tangis menyertai prosesi pemandian jenazahnya.

Semua orang yang hadir melayat mbah ngadio tak pernah menduga sebelumnya kalau pada hari itu, mereka akan menjadi saksi kebesaran Alloh. Menjadi saksi dari kisah aktual mati suri yang tak semua orang mampu mengalaminya.

Jenazah Mbah Ngadio usai dikafani dan disholat. Anak-anaknya dari kota pun sudah kumpul semua. Kini tiba waktunya untuk mengantarkan ia ke rumah terakhirnya. Liang kubur yang sunyi dan gelap.

Iring-iringan pelayat yang tak henti mengumandangkan tahlil mengantar kepergian Mbah Ngadio. Perjalanan dari rumah sedih ke areal pemakaman sekitar 20 menit. Pemanggul mayat berganti-gantian. Sawuran beras dan uang logam juga terus berulang, ibarat layaknya prosesi pemakaman pada umumnya.

Fenomena

Tiba-tiba, pelayat terhenyak. Dari dalam keranda terdengar bunyi batuk dan kain penutup keranda itu ibarat ada yang menarik dari dalam. Mbah Ngadio bangkit dan hidup kembali. Semua orang terhenyak lari tunggang langgang ketakutan melihat mayat hidup di atas keranda.

“Aa....a.a.....aaaa..a!”

Jenazah Mbah Ngadio terbangun. Semua pelayat berhamburan. Kabur ketakutan alasannya melihat mayat hidup di dalam keranda. Mayat Mbah Ngadio hidup kembali. Ya... Hidup kembali.

Pak Ustadz desa yang ada di barisan depan pun tercengang. Ditanyanya mbah ngadio yang masih mengenakan busana pocong itu dengan penuh kegaguan.

“Assalammualaikum Mbah?” tanya Pak Ustadz.

“Wa alaikumsalam pak Ustadz. Kenapa saya ada disini dan menggunakan pakaian semacam ini?” jawab Mbah Ngadio dengan rasa heran yang terperinci tergambar dari raut wajahnya.

“Siapa namamu?” sergah pak Ustadz ingin memastikan bahwa yang berbicara itu benar-benar Mbah Ngadio, bukan jin atau sebangsanya.

“Pak Ustadz, ini Si Mbah, Mbah Ngadio. Kenapa bertanya begitu?” jawab Mbah Ngadio.

“Subhanalloh!! Saudara-saudara, inilah bukti kekuasaan Alloh. Kita telah menyaksikan fenomena yang luar biasa. Mbah Ngadio telah mengalami mati suri.” Pak Ustadz melantangkan suaranya.

Seketika itu, para pelayat yang tadi lari terbirit-birit kembali berkumpul ke akrab keranda, menyaksikan Mbah Ngadio yang mengalami kisah aktual mati suri. Semua orang berdecak kagum seraya mengucap tasbih. Subhanalloh. Sungguh Engkau Maha Kuasa Ya Rabb.

Mbah Ngadio kemudian kembali ke rumah dibonceng motor. Sementara itu, para pelayat yang masih penasaran, menyusulnya kembali ke rumah duka. Mereka ingin mengetahui apa yang dialami oleh Mbah Ngadio selama 4 jam terakhir mengalami mati suri.

Mbah Ngadio melepaskan 3 lapis kain kafan ditubuhnya dan kembali mengenakan pakaiannya ibarat biasa. Orang-orang berkumpul dan ketika itu juga mbah ngadio menceritakan apa yang dia alami.

“Mbah tadi tidur dan bermimpi. Dalam mimpi itu, mbah bertemu dengan seorang pria tinggi besar. Ia mengaku berjulukan Rozaq. Ia mengajak simbah ke Makkah untuk melaksanakan sholat Dzuhur bersama. Kemudian mbah diajak ke sebuah lembah di padang pasir yang luas oleh dia. Mbah galau dan laki-laki tadi juga tampak kebingungan. Tiba-tiba mbah disuruh pulang lagi, katanya ini masih belum waktunya. Mbah sempat heran dengan kata-kata yang dia ucapkan, sebelum karenanya mbah terbangun dan sudah ada di dalam keranda.” Papar Mbah Ngadio sambil terbata-bata.

“Ini ialah fenomena mati suri Mbah. Mbah telah mengalami sebuah fenomena yang tidak semua orang mampu mengalaminya. Kemungkinan, laki-laki yang mengajak simbah tadi ialah malaikat maut mbah. Saya kira Alloh masih memberi kesempatan untuk Simbah melaksanakan sesuatu yang diingin simbah di dunia ini.” Seru pak ustadz.

“Entahlah, yang jelas, mbah merasa ini hanya mimpi. Mbah tadi ibarat hanya tidur dan tak tahu kalau jantung simbah sudah tidak berdetak lagi ibarat tanda-tanda kematian yang diceritakan oleh orang-orang. Mbah memang selalu berdoa biar diberi kesempatan untuk dapat menyaksikan pernikahan Si Minah setiap habis sholat tahajud dan sholat fardlu. Mbah merasa senang sekali, Alloh telah mengabulkan doa simbah.” Tutur Mbah Ngadio seraya menitikan air mata.

Para pelayat hening, tertunduk, dan merasa aib atas apa yang dialami Mbah Ngadio. Doa seorang laki-laki renta renta itu telah diijabah oleh-Nya. Mereka bubar, dan sejak ketika itupun masjid yang biasanya sepi, sampai sekarang selalu penuh sesak terutama ketika sholat Maghrib dan Subuh.

Nah, itulah kisah aktual mati suri yang terjadi di kampung saya. Mbah Ngadio hidup kembali untuk mengajarkan banyak hal kepada semua masyarakat di kampung saya. Sangat menakjubkan. Semoga kisah aktual mati suri ini mampu memperlihatkan efek positif bagi kita semua, sehingga kita mampu mengambil pelajaran yang baik darinya. Semoga bermanfaat.

Sejarah Islam: Kisah Nyata Mati Suri di Kampung Saya

By Unknown → Senin, 19 Mei 2014
Peninggalan Sejarah Islam Di Indonesia - Sejak agama dan kebudayaan Islam memasuki Indonesia, terjadilah proses Islamisasi terhadap masyarakat di nusantara. Bersamaan dengan proses Islamisasi itu, mulailah terjadi perubahan sosial budaya ke arah pembentukan budaya gres yang bernafaskan Islam.  Seperti diketahui bahwa, sebelum kedatangan agama dan kebudayaan Islam, budaya Indonesia masih bercorak Hindu dan Budha, namun seiring dengan masuknya budaya Islam ke Indonesia, proses integrasi budaya Hindu - Budha dengan kebudayaan Islam pun menjadi tidak dapat dihindarkan.

Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia

Perlu diketahui bahwa, dalam proses integrasi budaya tersebut, tidak terjadi ketegangan yang berarti meskipun ada 3 unsur agama dan kebudayaan yang saling berbeda di dalamnya. Hal ini disebabkan karena tokoh-tokoh Islam pada masa itu tidak bersikap memusuhi, dan justru bersifat saling merangkul. Adapun dalam proses integrasi tersebut, beberapa peninggalan sejarah dapat kita lihat sebagai buktinya sampai kini. Apa saja peninggalan sejarah Islam di Indonesia tersebut? Simak uraiannya berikut ini!

Sejak

1. Masjid

Salah satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang paling banyak ditemukan sampai kini yakni masjid. Seperti diketahui bahwa masjid merupakan tempat ibadah bagi umat Islam, sehingga wajar kalau seni arsitektur Islam satu inilah yang paling mudah kita lihat keberadaannya dikala ini.

Adapun terkait dengan kentalnya budaya Hindu dan Budha di masa awal penyebaran Islam di Indonesia, seni arsitektur masjid juga dipengaruhi oleh akulturasi budaya lokal yang ada dikala itu. Berbeda dengan masjid-masjid di Jazirah Arab, arsitektur masjid di Indonesia memiliki beberapa keunikan. Keunikan tersebut terletak pada susunan atapnya yang berundak dan berbentuk limas, adanya bangunan serambi (pendopo), adanya mihrab atau tempat imam memimpin sholat, serta wujud masjid yang umumnya berbentuk bujur sangkar.

Pada tabel berikut, terdapat beberapa teladan masjid peninggalan sejarah Islam di Indonesia pada masa silam.
No Nama Lokasi Peninggalan
1. Masjid Agung Demak Demak, Jateng Abad 14 M
2. Masjid Ternate Ternate, Ambon Abad 14 M
3. Masjid Sunan Ampel Surabaya, Jawa Timur Abad 15 M
4. Masjid Raya Baiturahman Banda Aceh Banda Aceh, DI Aceh Abad 15 M
5. Masjid Kudus Kudus, Jateng Abad 15 M
6. Masjid Banten Banten, Banten Abad 15 M
7. Masjid Cirebon Cirebon, Jawa Barat Abad 15 M
8. Masjid Katangga Katangga, Sulawesi Utara Abad 16 M

2. Kaligrafi

Selain masjid, peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang masih dapat kita jumpai sampai kini yakni seni kaligrafi. Bagi Anda yang belum tahu, kaligrafi yakni suatu seni menulis karakter Arab dengan gaya dan susunan yang indah. Tulisan Arabnya sendiri umumnya diambil dari potongan surat atau ayat-ayat dalam Al Quran.

Sejak
Seni kaligrafi yang menjadi peninggalan sejarah Islam di Indonesia pada masa silam dapat kita temukan sebagai hiasan ukir atau tulis misalnya pada dinding masjid, gapura, atau pada kerikil nisan. Contoh beberapa seni kaligrafi pada kerikil nisan misalnya terdapat pada makam beberapa orang berikut ini.
No Makam dari Lokasi Peninggalan
1. Fatima binti Maimun Gresik, Jawa Timur Abad 13 M
2. Ratu Nahrasiyah Samudra Pasai Abad 14 M
3. Maulana Malik Ibrahim Gresik, Jawa Timur Abad 15 M
4. Sunan Giri Gresik, Jawa Timur Abad 15 M
5. Sunan Gunung Jati Cirebon, Jawa Barat Abad 15 M
6. Sunan Kudus dan Sunan Muria Kudus, Jawa Tengah Abad 15 M
7. Sunan Kalijaga Demak, Jawa Tengah Abad 15 M
8. Makam raja-raja Banten Imogiri Abad 16 M

3. Keraton atau Istana

Keraton atau istana yang merupakan tempat tinggal bagi raja dan keluarganya gotong royong telah ada semenjak jaman pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha. Hanya saja, setelah Islam masuk, arsitektur keraton menjadi lebih banyak dipengaruhi oleh gaya arsitektur Timur Tengah. Beberapa keraton peninggalan sejarah Islam di Indonesia tersebut yang sampai kini masih terawat misalnya Istana Kesultanan Ternate, Istana Kesultanan Tidore, Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kesultanan Aceh, Istana Sorusuan, Istana Raja Gowa Keraton Kasultanan, dan Keraton Pakualaman.

4. Kitab dan Kesusastraan

Peninggalan sejarah Islam di Indonesia bukan hanya dapat ditemukan dalam bentuk seni dan gaya arsitektur. Kesusatraan juga berkembang cukup pesat setelah masuknya pengaruh agama Islam di Indonesia. Kesusastraan tersebut tertuang dalam bentuk suluk, hikayat, babad, dan syair. Beberapa peninggalan kesusastraan Islam di Indonesia antara lain syair Perahu karya Hamzah Fansuri, syair Si Burung Pingai, syair Abdul Muluk, syair gurindam dua belas karya Ali Haji, hikayat nabi-nabi, hikayat sultan-sultan Aceh, dan hikayat penjelasan penciptaan langit dan bumi.

5. Pesantren

Sejak masuknya Islam di Indonesia, pesantren telah menjadi lembaga pendidikan agama yang telah melahirkan banyak mubaligh. Pesantren dianggap sebagai salah satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia karena dianggap turut berperan serta dalam kemajuan syiar Islam Nusantara.

Pesantren di Indonesia pertama kali dibangun pada masa kekuasaan Prabu Kertawijaya dari Majapahit. Pesantren yang didirikan di kawasan Jawa oleh Sunan Ampel ini kemudian melahirkan banyak orang-orang terpelajar. Para santri diajari wacana banyak hal ibarat bahasa Arab, pendalaman Al Quran, kitab Kuning, tauhid, fiqih, akhlak, dan tasawuf.

Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain Pesantren Lasem di Rembang, Pesantren Tebuireng di Jombang, Pesantren Asembagus di Situbondo, Pesantren Lirboyo di Kediri, Al-Kautsar Medan, dan Pesantren As-Shiddiqiyyah di Jakarta.

Sejak

6. Tradisi

Beberapa tradisi yang sampai kini masih digunakan sebagian masyarakat Islam ibarat ziarah, sedekah, atau upacara budpekerti Jawa sekaten juga merupakan bukti peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang tak mampu dilupakan begitu saja. Tradisi-tradisi tersebut lahir karena pengaruh Islam yang berakulturasi dengan kebudayaan lokal masyarakat dikala itu.

Nah, itulah beberapa peninggalan sejarah Islam di Indonesia yang masih dapat kita temukan sampai dikala ini. Adanya peninggalan-peninggalan sejarah tersebut mengambarkan bahwa hadirnya Islam di nusantara bukan hanya menghipnotis iktikad dan agama masyarakat, melainkan juga seluruh aspek kehidupan. Semoga bermanfaat.

Sejarah Islam: 6 Peninggalan Sejarah Islam di Indonesia beserta Gambarnya

By Unknown → Minggu, 18 Mei 2014
Indonesia ialah negara yang lebih banyak didominasi penduduknya menganut agama Islam. Islam di Indonesia diyakini oleh sekitar 199.959.285 jiwa atau 85,2% dari total jumlah penduduknya.
Masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia hingga mampu mencapai jumlah penganut yang begitu besar itu ternyata telah melalui sejarah yang sangat panjang. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia tersebut melalui periodisasi atau pembabakan-pembabakan yang cukup menarik untuk kita ketahui. Seperti apa periodisasi sejarah Islam di Indonesia tersebut, silakan simak pembahasan kami berikut.

Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia

Terkait dengan sejarah masuknya Islam ke Indonesia, ada beberapa teori dan pendapat yang menyatakan kapan bergotong-royong pengaruh kebudayaan dan agama Islam mulai masuk ke nusantara. Pendapat-pendapat tersebut bukan hanya didasarkan pada bukti-bukti yang telah ditemukan, melainkan juga dikuatkan oleh adanya catatan-catatan sejarah yang dibuat oleh bangsa lain di masa lampau.

Indonesia

1. Masuknya Islam semenjak Abad ke-7 Masehi

Sebagian jago sejarah menyebut jikalau sejarah masuknya Islam ke Indonesia sudah dimulai semenjak era ke 7 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada gosip yang diperoleh dari para pedagang Arab. Dari gosip tersebut, diketahui bahwa para pedagang Arab ternyata telah menjalin relasi dagang dengan Indonesia pada masa perkembangan Kerajaan Sriwijaya pada era ke 7.

Dalam pendapat itu disebutkan bahwa wilayah Indonesia yang pertama kali mendapatkan pengaruh Islam ialah kawasan pantai Sumatera Utara atau wilayah Samudra Pasai. Wilayah Samudra Pasai merupakan pintu gerbang menuju wilayah Indonesia lainnya. Dari Samudra Pasai, melalu jalur perdagangan agama Islam menyebar ke Malaka dan selanjutnya ke Pulau Jawa.

Pada era ke 7 Masehi itu pula agama Islam diyakini sudah masuk ke wilayah Pantai Utara Pulau Jawa. Masuknya agama Islam ke Pulau Jawa pada era ke 7 Masehi didasarkan pada gosip dari China masa pemerintahan Dinasti Tang. Berita itu menyatakan perihal adanya orang-orang Ta’shih (Arab dan Persia) yang mengurungkan niatnya untuk menyerang Kaling di bawah pemerintahan Ratu Sima pada tahun 674 Masehi.

Indonesia

2. Masuknya Islam semenjak Abad ke-11 Masehi

Sebagian jago sejarah lainnya berpendapat bahwa sejarah masuknya Islam ke Indonesia dimulai semenjak era ke 11 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada bukti adanya sebuah watu nisan Fatimah binti Maimun yang berada di bersahabat Gresik Jawa Timur. Batu nisan ini berangka tahun 1082 Masehi.

3. Masuknya Islam semenjak Abad ke-13 Masehi

Di samping kedua pendapat di atas, beberapa jago lain justru meyakini jikalau sejarah masuknya Islam ke Indonesia gres dimulai pada era ke 13 Masehi. Pendapat ini didasarkan pada beberapa bukti yang lebih kuat, di antaranya dikaitkan dengan masa runtuhnya Dinasti Abassiah di Baghdad (1258), gosip dari Marocopolo (1292), watu nisan kubur Sultan Malik as Saleh di Samudra Pasai (1297), dan gosip dari Ibnu Battuta (1345). Pendapat tersebut juga diperkuat dengan masa penyebaran anutan tasawuf di Indonesia.

Sejarah Penyebaran Islam di Indonesia

Pada masa kedatangan agama Islam, penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang Arab dibantu oleh para pedagang Persia dan India. Abad ke 7 Masehi merupakan awal kedatangan agama Islam. Pada masa ini, gres sebagian kecil penduduk yang bersedia menganutnya sebab masih berada dalam kekuasaan raja-raja Hindu-Budha.

Sejarah masuknya Islam ke Indonesia dan proses penyebarannya berlangsung dalam waktu yang lama yaitu dari era ke 7 hingga era ke 13 Masehi. Selama masa itu, para pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif membuatkan Islam di kawasan yang mereka kunjung terutama di kawasan sentra perdagangan. Di samping itu, para pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh Indonesia juga ikut berperan dalam penyebaran Islam di banyak sekali wilayah Indonesia. Akibatnya, pengaruh Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat terutama di kawasan pantai.

Pada final era ke 12 Masehi, kekuasaan politik dan ekonomi Kerajaan Sriwijaya mulai merosot. Seiring dengan kemunduran pengaruh Sriwijaya, para pedagang Islam beserta para mubalighnya kian giat melaksanakan tugas politik. Misalnya, saaat mendukung kawasan pantai yang ingin melepaskan diri dari kekuasaan Sriwijaya.

Menjelang berakhirnya era ke 13 sekitar tahun 1285 bangun kerajaan bercorak Islam yang berjulukan Samudra Pasai. Malaka yang merupakan sentra perdagangan penting dan juga sentra penyebaran Islam berkembang pula menjadi kerajaan gres dengan nama Kesultanan Malaka.

Pada awal era ke 15, kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, bahkan pada tahun 1478 mengalami keruntuhan. Banyak kawasan yang berusaha melepaskan diri dari kerajaan Majapahit. Pada tahun 1500, Demak bangun sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa. Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini kemudian disusul berdirinya Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa juga banyak berkembang kerajaan yang bercorak Islam menyerupai Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa, dan kesultanan Banjar.

Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam itulah, agama Islam makin berkembang pesat dan tersebar di banyak sekali wilayah Indonesia. Agama Islam tidak hanya dianut oleh penduduk di kawasan pantai saja, tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah pedalaman.

Indonesia

Saluran Penyebaran Agama Islam di Indonesia

Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia berlangsung secara bertahap dan dialakukan secara hening melalui beberapa terusan berikut:
  1. Saluran perdagangan, proses penyebaran agama Islam dilakukan oleh para pedagang muslim yang menetap di kota-kota pelabuhan untuk membentuk perkampungan muslim, misalnya Pekojan. Saluran ini merupakan terusan yang dipilih semenjak awal sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
  2. Saluran perkawinan, proses penyebaran agama Islam dilakukan dengan cara seseorang yang telah menganut Islam menikah dengan seorang yang belum menganut Islam sehingga hasilnya pasangaannya itu ikut menganut Islam.
  3. Saluran dakwah, proses penyebaran Islam yang dilakukan dengan cara memberi penerangan perihal agama Islam menyerupai yanbg dilakukan Wali Songo dan para ulama lainnya.
  4. Saluran pendidikan, proses ini dilakukan dengan mendirikan pesantren guna memperdalam ajaran-ajaran Islam yang kemudian menyebarkannya.
  5. Saluran seni budaya, proses penyebaran Islam menggunakan media-media seni budaya menyerupai pergelaran wayang kulit yang dilakukan Sunan Kalijaga, upacara sekaten, dan seni sastra.
  6. Proses tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan contoh pikir masyarakat yang masih berorientasi pada anutan agama Hindu dan Budha.

Alasan Agama Islam Mudah Diterima Masyarakat Indonesia

Proses penyebaran Islam di Indonesia berjalan dengan cepat sebab didukung faktor-faktor berikut :
  1. Syarat masuk Islam sangat mudah sebab seseorang dianggap telah masuk Islam jikalau ia telah mengucapkan kalimah syahadat.
  2. Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah.
  3. Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak kelompok masyarakat yang masuk Islam sebab ingin memperoleh derajat yang sama.
  4. Aturan-aturan dalam Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa.
  5. Agama Islam yang masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga mudah dipahami.
  6. Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara hening tanpa kekerasan dan diadaptasi dengan kondisi sosial budaya yang ada.
  7. Runtuhnya kerajaan Majapahit pada final era ke 15 yang memudahkan penyebaran Islam tanpa ada pembatasan dari otoritas kerajaan Hindu-Budha.

Nah, itulah sejarah masuknya Islam ke Indonesia serta penyebarannya hingga era ke-13. Simak juga bagaimana sejarah perkembangan Islam di Indonesia dan peta jalur masuknya pada artikel selanjutnya.

Sejarah Islam: Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia, Perkembangan, dan Penyebarannya

By Unknown → Sabtu, 17 Mei 2014